PROFIL

PONDOK PESANTREN
ASSALAFIYYAH AL MAS`UDIYYAH
 BLATER
 Bandungan Kab.Semarang Jawa Tengah 50651
 Telp (0298) 7136379
 



BIOGRAFI SINGKAT  ALMAGHFURLAH  
SIMBAH KYAI HAJI ALI MAS`UD

¨     Latar belakang
Lahir di desa Watu Agung Tuntang pada tahun 1928 M (untuk tanggalnya tidak diketahui secara pasti) dari pasangan KH.Muslih bin KH.Mustaqim dengan Nyai Asiah binti KH.Abdul Hadi Nglembu. Ketika umur 6 tahun,  ditinggal  ibunya saat melahirkan adiknya yang juga ikut meninggal.  kemudian ayah beliau KH Muslih bin Mustaqim meninggal sewaktu umur 15 tahun sesaat setelah khitan.
¨     Masa pendidikan di Pesantren
& Tak ingin berputus asa, lantas beliau mondok sendiri tanpa biaya  alias modal CENGKIR (kencenge pikir) di Bringin Salatiga di tempatnya KH. Abu tolhah, kemudian pindah lagi ke daerah Gading di tempatnya Kyai Hasim, serta yang terakhir pindah lagi ke Pondok Pesantren nglembu yang tak lain diasuh oleh kakeknya sendiri dari jalur ibu yaitu KH. Abdul Hadi.
¨     Perjalanan kehidupan serta dakwah
& Tahun 1956 memperistri seorang gadis desa yang bernama Mudrikah  putri mbah Darjis ( pembawa agama Islam di dusun Blater ) serta memiliki  2 putra dan 3 putri yaitu:
1)     Ibu An’amah
2)     Ibu Siti Khoiriyah
3)     KH.Fatkhurrohim
4)     KH.Ahmad Fauzan
5)     Hj.Asfiyah Tho’ami
& Mendirikan pondok pesantren tahun 1968 M. Sekedar diketahui, dalam hal ini beliau sebenarnya hanya memindahkan Pondok Pesantren peninggalan ayahnya dari daerah Gilang Banyubiru setelah melalui beberapa pertimbangan. Pondok Gilang sebenarnya juga merupakan Pondok Pesantren pindahan dari Pondok Pesantren Watu Agung setelah KH Muslih ditinggal wafat istrinya.
* Menyebarkan Agama ala Ahlussunah wal Jama`ah dengan berperan aktif dalam Organisasi Nahdlatul Ulama` dengan berbekal transportasi kuda pada waktu itu.
* Menjadi Imam Masjid besar Blater sampai akhir hayat.
* Menjadi Dewan Penasehat UNISSULA Semarang hingga akhir hayat.
* Mendirikan thoriqoh ala Qodiriyah min Jumlati Surotil Ikhlash yang beranggotakan lebih dari 15.000 anggota lebih sepanjang perjalanannya (yang tercatat).
* Mengarang kitab Tamrinatul Athfal.
* Pelopor berdirinya SMA Wira Usaha
¨     Ada lima keinginan yang di sampaikan setiap saat ketika bertemu saudara, anak dan rekan–rekannya yaitu :
1)    Naik Haji sampai tujuh kali
2)    Meninggal Setelah Wudhu
3)    Wafat Hari kamis sore malam jum`at kliwon
4)    Meninggal tanpa merepotkan anak dan cucu
5)    Menjadi Imam Masjid besar Blater sampai akhir hayat.
¨     Sifat beliau yang belum bisa diikuti dan ditiru anak cucunya
1)    Ketika romadhon mengaji dari pagi sampai malam.
2)    Sangat disiplin dalam segala hal, terutama dalam hal berjama`ah. Sifat ini beliau pegang teguh baik dalam keluarga maupun sosial keagamaan
3)    Berkah terhadap santri-santrinya sehingga banyak yang menjadi tokoh masyarakat di desanya masing masing dan tidak ada santri mengalami yang kekurangan pangan ketika pulang ke daerahnya masing-masing.
4)    Tidak pernah membedakan murid yang miskin atau kaya, dalam arti semua pasti  datangi di rumahnya ketika beliau diminta untuk sekedar pinarak (berkunjung).
¨     Kenangan terakhir sebelum wafat
* Membaca manaqib semua santri putra dan putri sekaligus menterjemahkan manaqib Nurul Burhan dengan Sair bahasa jawa, hal ini di luar kebiasaan beliau sebelum menjelang wafatnya.
¨     Wasiat terakhir kepada anak-anaknya
* Beliau tidak berwasiat supaya putra-putrinya hanya ngurusi harta, kedudukan, atau hal yang lain. Hanya satu yang beliau wasiatkan yaitu teruskan perjuangan Ngrumat Pondok dan berjuang agama dalam Organisasi terutama dalam nahdhatul Ulama`”
¨     Kronologi Wafatnya
Sehabis Sholat Dhuhur, beliau tindak ke tempat cucunya yaitu Gus Afif beliau sempat bercanda ria dengan cicitnya setelah itu kundur dan sare qailulah. Kemudian beliau  bangun dan wudhu serta memanggil anak-anaknya, setelah itu putra  tertuanya yaitu KH.Fatkhur Rokhim diajak berjabat tangan sambil memeluknya kemudian setelah itu beliau meninggal dunia. Sebelumnya beliau sempat berniat untuk menghatamkan kitab majalisus saniah Pada hari Kamis sore dan dilanjutkan penutupan pengajian lapanan beliau di daerah Gilang. Beliau meninggal masih dalam keadaan suci (mempunyai wudlu) setelah sebelumnya sholat sunnah untuk dilanjutkan sholat berjamaah Ashar di masjid. Namun, ternyata Gusti Alloh berkehendak lain. Belum sempat menunaikan apa yang telah menjadi kebiasaan beliau di atas, Sang Penguasa semesta berkenan memanggil beliau pulang ke haribaannya, Innalillahi wa inna ilaihi raaji`uun……..akhirnya beliau wafat dalam usia 82 tahun.



Biografi dan keteladanan Perjuangan
Al Marhum Simbah KH, Ali Mas`ud
Lahir dari pasangan KH Muslih gilang dan Ibu Aisyah pada tahun 1928 M  . Umur 6 tahun beliau di tinggal oleh Ibunya saat sedang melahirkan adiknya yang ikut meninggal pula. Umur 15 tahun, saat beliau sedang dihitan ayah beliau KH. Muslih pulang ke rahmatulloh. Walaupun dengan keadaan demikian tidak mengurangi himmah beliau untuk nyantri di Pesantren.
 Masa pendidikan di Pesantren
Pertama kali beliau nyantri di Pesantren  KH. Abu Tolhah ( Bringin ) Salatiga, kemudian melanjutkan di Pesantrennya Kyai Hasyim ( Gading ) dan dilanjutkan nyantri di Pesantren milik kakeknya yaitu KH. Abdul Hadi Nglembu.
Masa Berkeluarga
Pada tahun 1956 beliu Menikahi  putri kyai  ahmad darjis.  pembawa Islam pertama  kali   di dusun Blater   yaitu  Ibu Nyai Mudrikah.
    Dari pernikahannya beliau di karunia  2 Putra dan 3 Putri sebagai berikut
1.      Ibu An’amah
2.      Ibu Siti Khoiriyah
3.      KH.Fatkhurrohim
4.      KH.Ahmad Fauzan
5.      Asfiyah Tho’ami
   Mendirikan Pesantren
 Cikal bakal pesantren ini pertama kali didirikan oleh KH. Abdul Hadi di kecamatan banyu Biru pada tahun 1880 M. dan sistem kepemimpinan dilanjutkan oleh KH. Muslih ayahhandanya, oleh ayahnya pesantren Ini di pindahkan ke desa Watu Agung Kec Tuntang pada tahun 1920 M. setelah Ayahhanda beliau wafat  pesantren Ini sempat mengalami  vakum , sepulangnya KH.Ali mas`ud dari pesantren beliau  meneruskan pesantren yang pernah dirintis oleh kakek dan ayahnya dan  tahun 1956 seiring menikahnya beliu dengan putri KH A. Darjis pesantren Ini  pindahkan ke dusun Blater kecamatan Bawen dan di namakan dengan Pondok pesantren AlMasudiyyah di ambilkan  dari nama beliau sendiri. Di septak tanah tanah dengan ukuran 11 X 8 M beliau mendirikan musola kecil yang sangat sederhana, terbuat dari bambu dan berpola adat lampung  yaitu terbuka dan berpanggung. Santri pertam yang belajar kepada beliau Yaitu  sairoji (Al Marhum) dari magelang. Selama nyantri ia belajar dan tidur di musola dating lagi santri dari magelang bernama Hapip dan berkembang pesat hingga luar propinsi.puncak kemajuan pesantren beliau terjadi tahun 1988 yang  mencapai ribuan santri dari jawa maupun luar jawa . beliu juga berdakwah menyebebarkan agama islam lewat organisai Nahdhatul Ulama dari kampung ke kampung dengan tranportasi kuda,
Di samping pondok pesantren beliu juga mendirikan thoriqoh dan tercatat lebih dari 9000 jama`ah 

Selama hidup beliu mempunyai lima keinginan.
1. Bisa berhaji sampai 7 kali.
2. Menjadi Imam Masjid sampai  Ahir Hayat.
3. Meninggal setelah Wudhu
4. Meninggal tanpa merepotkan anak cucu
5.Wafat Hari Jum`at

Sifat keteladanan
  1. ketika bulan Romadlon waktu ngaji dari pagi hingga malam
  2. disiplin dalam Berjamaah dan mengaji.
smoga kita dapat mengikuti jejak beliau. amiinn



1 komentar:

  1. Salam dari kluarga srumbung,, cucu simbah kyai sumeri bin simbah kyai haji abdul hadi

    BalasHapus